you're reading...
Berita Awam

Geng Motor Masuk Surga?

Wallahu a’lam, hanya Tuhan yang tahu. Bisa jadi para anggota geng motor pun bisa masuk surga asalkan perilakunya memenuhi syarat. Tapi, kalau gak tahu juntrungannya tiba-tiba melempari sesama pengendara yang berpapasan dengan gir dan menyebabkan mata si korban buta (harus diamputasi), wah, itu sih layak masuk neraka jahanam “tanpa perlu dihisab lagi” (maaf kalau agak lebay begini, soalnya absurd banget sih itu kelakuan geng motor).

Kejadian itu barusan aku baca dari surat pembaca yang dikirimkan teman korban ke “dapur redaksi kami”.  Kejadiannya di wilayah Bandung. Tepatnya di daerah Jambudipa, Cimahi. Sabtu (17/9) malam lalu, dua temannya (mahasiswa Unpad dan ITB) berboncengan naik motor untuk sebuah keperluan (beli bensin untuk bikin api unggun pada acara kebersamaan antarmahasiswa Bandung). Nah, saat di Cimahi itulah sebuah gir melayang mengenai mata salah seorang temannya. Pelemparnya salah seorang anggota geng motor (yang berciri bawa-bawa bendera dan gir-gir, waktu itu ada tiga motor).

Kejadian itu berlangsung begitu saja tanpa ada musabab apa pun terlebih dahulu, misalnya kedua mahasiswa tadi mengusik anak-anak geng motor.  Jadi, geng motor itu melakukannya “nyaris tanpa alasan” (yang bisa diterima akal sehat manusia). “Masih mending” teroris bule atau muslim yang ngamuk menembaki/mengebom orang lain atas dasar “ideologi” dan alasan-alasan sosiologis-psikologis tertentu meski mereka juga jelas-jelas salah sasaran–dan saya sendiri mengutuk para teroris itu.

Kalaulah korban lemparan itu hanya lecet, bagi saya tindakan geng motor itu tetap superbiadab. Apalagi ini bikin korban harus kehilangan penglihatannya sebagaimana diagnosis dokter mata di RS Mata Cicendo, Bandung.

Yang lebih mengenaskan, pihak kepolisian setempat yang dilapori kasus ini kurang antusias untuk mengejar pelaku, apalagi untuk menertibkan geng motor secara keseluruhan. Penilaian ini diungkapkan sendiri oleh teman korban penulis surat pembaca tadi. Mungkin saja polisi menilai kasus ini gak “basah”, sebaliknya malah “kering kerontang” alias memerlukan energi ekstra. Kalau benar begitu, walah, apa kata dunia?

Padahal, secara umum, negara gak boleh lalai untuk menuntaskan hal-hal beginian. Jangan tunggu jadi bencana. Padahal, bibit-bibit perilaku serupa lemparan gir geng motor ini “banyak”. Di lintasan KRL Jabotabek, misalnya, batu yang tiba-tiba melayang mengenai kereta api yang tengah melintas merupakan hal yang gak aneh lagi. Tak ada alasan apa pun dari si pelempar selain “iseng”. Belum lagi para pelajar yang suka melakukan tindak kekerasan dan tawuran hanya karena masalah sepele, lalu asal bacok pelajar lain (meski mungkin berasal dari sekolah “musuhnya”) yang gak bersalah. Bagi saya ini rangkaian kejadian absurd.

Maka, menjadi “wajar” jika akhirnya terjadi para pelajar SMA 6 Jakarta melakukan kekerasan terhadap wartawan peliput tawuran.  Selain merampas kaset video peliputan wartawan Trans TV Oktoviardi, para pelajar itu juga mengeroyok para wartawan peliput yang berupaya meminta kembali kaset rekaman itu dan meminta klarifikasi ke pihak sekolah.

Ternyata, PR kita masih banyak, wahai bapak-ibu sekalian, terutama para pengelola negara–alias bukan sekadar reshuffle kabinet.

About Bahtiar Baihaqi

Sekadar ingin berbagi, dari orang awam, untuk sesamanya, orang awam pula dan mereka yang prokeawaman.

Diskusi

11 respons untuk ‘Geng Motor Masuk Surga?

  1. mungkin bisa masuk surga, pak. tapi nggak tau berapa lama dia musti “disucikan” dari dosa-dosanya (di neraka). Orang seperti kita mungkin gak akan pernah mengerti bahwa ada orang yang melakukan sesuatu sampai membahayakan jiwa dan raganya, hanya untuk alasan “iseng”. Kita dilarang mengumpat, tapi setiap mendengar yang seperti ini, ingin rasanya selalu bilang “mat**** aja deh lu”

    Posted by ayam coet | September 22, 2011, 9:37 am
  2. Surga ataupun neraka, itu keputusan Allah.
    Yang perlu kita lakukan hanyalah berusaha untuk mendapatkannya 🙂

    Posted by Danu Akbar | September 22, 2011, 3:39 pm
  3. Saya jadi berpikir, barangkali di kota Bandung perlu diadakan Majelis Rasulullah, Majelis Nurul Musthopa, dan majelis-majelis dzikir/shalawat seperti di Jakarta dan sekitarnya. Biasanya para Jamaah majelis di Jakarta dan sekitarnya itu, yang mayoritas remaja dan anak-anak muda, berkonvoi malam hari dengan sepeda motor sambil membawa panji-panji majelis mereka dan menyanyikan sesuatu nyanyian yang terdengar seperti bershalawat. Meskipun agak sedikit membuat risih para pengguna jalan lainnya, tetapi mereka tidak melakukan tinda-tindak kejahatan terhadap pengguna jalan lainnya.

    Jika majelis ini melebarkan sayapnya hingga ke Kota Bandung, rasanya ini bisa menjadi alternatif bagi generasi muda Bandung dalam mengekspresikan diri daripada harus terjebak dalam geng motor yang sangat meresahkan masyarakat.

    Namun demikian, saya khawatir juga. Jika geng motor masih berkeliaran, bisa jadi akan ada pertempuran antara jamaah majelis dan geng motor yang sama-sama anak muda. Ah, betapa semua kita sama: hamba awam Tuhan.

    Salam Hangat,
    Saca Firmansyah

    Posted by sacafirmansyah | September 23, 2011, 9:59 am
  4. sayangnya yang menunggu nasib baik dari reshuffle kabinet sepertinya nggak mikirin yg begituan, kang Awam.
    semoga saja aneka absurditas di negeri ini bisa berubah menjadi kebaikan

    Posted by MT (@mataharitimoer) | September 24, 2011, 12:23 am
  5. saya baca ini langsung emosi,,, dulu saya gregetan denger orang tanganya di buntungin tanpa alasan.. Kita harus memikirkan cara buat ngadepin orang yang begituan….. Apa aparat kita masih kalah sama bocah ingusan kaya gtu.. ayo pakk jangan biarkan mereka merusak masa depan orang. Trims sob

    Posted by Pinjal Nge-Blog | Oktober 15, 2011, 1:02 am
  6. suka sekali dengan tulisannya pak awam bah, duka sekali dengan kabarnya, dan PR juga untuk saya heheheeh

    Posted by zadinda | Februari 20, 2012, 3:16 pm
  7. hahaha, kalo masuk surga atau neraka mah tergantung dari amal diri masing-masing

    Posted by Nugik | Oktober 29, 2014, 3:33 pm

Trackbacks/Pingbacks

  1. Ping-balik: Teruntuk Hamba Awam Tuhan « Saca Firmansyah - September 23, 2011

Tinggalkan komentar