Dalam sebuah ceramah tak lama setelah kabar perceraiannya dengan Teh Ninih ramai diberitakan infotainment, Aa Gym bilang bahwa ia tetap tegar, tak terpengaruh sama sekali oleh persoalan tersebut. Ia yakin bahwa takdir sesorang takkan tertukar. Maka ia yakin menjalani “takdirnya” itu. Menurutnya, yang (bisa) salah itu bukan soal yang diberikan kepada kita, tetapi jawaban yang kita berikan atas soal itu.
Pernyataannya itu merujuk kritik/tanggapan masyarakat (dan media) terhadap dirinya (atas masalah perceraiannya) sebagai soal, sedangkan jawabannya adalah ketenangannya menghadapi masalah tersebut. Itu jenis jawaban yang (secara tersirat, menurut Aa) benar.
Namun, bagaimana jika sebenarnya yang menjadi soal (yang diberikan Tuhan kepada Aa) adalah “kesuksesan dirinya (dalam bisnis dan dakwah)”, lalu Aa memberikan jawaban poligami? Lantas, poligami itu pada gilirannya juga memunculkan soal “tuntutan keadilan dan ke-aman-damai-terkendali-an” yang lalu dijawab Aa (bersama Teh Ninih) dengan “perceraian”. Apakah jawaban-jawaban (dari sisi) Aa itu benar (tepat)?
Yah, memang betul, Aa, hidup ini cuma berkisar pada soal-jawab demikian. Permasalahannya, mampukah kita memahami soal-soal itu dengan baik dan memberikan jawaban-jawaban yang benar atau tepat?
poligami selalu akan memunculkan friksi, dan posisinya sebagai seorang dai selebriti sudah pasti akan menjadi bumerang ketika dia melakukan hal yang tidak disukai hampir semua wanita ini.
semoga aa gym makin tenang 🙂
Angkat tangan saya. ga berani ngomong. udah bukan Aa Gym dan kedua istrinya aja yang jadi subjek disini. Kondisi lingkungan mereka yang sudah menganggap sinis terlebih dahulu juga udah bikin tambah runyam.
pasti ini yang terbaik dariNya buat aa gym teh nini dan semua pihak….semoga….amien
bukan hanya jawaban, kalo dikasi soal sama Allah, saya pikir. tetapi juga penerapan dari jawaban kita, amaliyah kita 🙂
ALHAMDULILLAH, setelah seminggu terkapar karena sakit, tidak banyak komen yang memerlukan jawaban. Seluruh komen yang belum ter-replay hanya ada di postingan ini, jadi aku gabung saja jawabannya.
@WKF, setuju Mas.
@Bahtiar, amin.
@Miftah, betul juga.
@Echa, amin YRA.
@Eneng Ocha, iya, betul.
Terima kasih atas semua yang berbagi komen di sini.
Selamat menulis kembali sobat,…semoga sehat selalu. salam
Waalaikumsalam. Amin, terima kasih banyak, Pak Guru.
hanya Alloh yang tahu apakah yang dilakukan Aa benar atau tidak 🙂
kita manusia tidak boleh menilai secara pribadi 🙂
Iya sih. Makasih dah berkunjung.
soal dan jawaban yang susah … tp klo orang pinter berkata-kata kaya Aa slalu ajah punya jawabannya … klo yg awam spt aku paling bisa bilang … ya .. sudah lah *jadi inget teori bubur nyah Aa Gym*
btw … moga sehat slalu, maaf baru tau habis sakit.
Amin. Terima kasih, KC.
Kayaknya menarik tuh teori buburnyah, aku blum tau.
Kata beliau : ”Nasi sudah menjadi bubur. Bila sudah menjadi bubur, tinggal ditambah cakweh, kacang, krupuk, sambal, ayam, dan lain-lain biar jadi bubur ayam spesial”.
Aa Gym lebih tahu dan lebih paham tentang dirinya dan keluarganya.
Dan Allah, maha tahu segalanya apa yang dikehendaki kepada hamba-hambanya..
Tapi, manusia diluar sana, sok tahu!
He he he, kena deh daku (termasuk yang sok tahu).
BTW, aku hanya hendak jujur dengan perspektifku saat ini.
Makasih, Bung Ardhan, telah saling mengingatkan.
waduh…. hehe komentar saya bukan untuk abang, tapi untuk televisi gosip..
duh maaf yah
jika kita ingin menilai aa gym sangat sudah, takut menjadi fitnah dan buruk sangka 🙂
apapun yang terjadi dengan aa gym, beliau tetap berdakwah untuk kebaikan umat
aa gym mungkin tahun ini mulai redup,,, tapi mudah2an kedepannya bisa lebih baik,,
yang paling penting adalah nilai jihad dakwah nya
Yang paling penting itu jangan cuma dengar doanx
tapi melaksanakanya…….