Tiba-tiba tebersit untuk mengkhususkan topik ini (menulis/ngeblog) dalam sebuah kategori melalui pendekatan awamologi. Ini seperti mengingatkanku kembali pada awal-awal kelahiran blog wordpress-(WP)-ku ini. Waktu itu aku sempat curhat kepada Mas M. Shodiq Mustika tentang perihal ini dan lalu beliau memberi saran dan penyemangat bahwa pendekatan awamologi untuk penulisan (dan ngeblog tentu saja) itu menarik.
Okelah, mulai hari ini, kucoba secara khusus membahas topik penulisan dan pengeblogan dengan pendekatan awamologi ini. Tentu pengeblogan di sini aku batasi pada sisi “menulis lewat blog” saja yang dengan demikian terkait dengan topik penulisan secara umum.
Tentu saja, selain bertitik tolak pada pengertian awamologi sebagaimana dapat disimak pada keseluruhan blog ini, akan pula didokumentasikan poin-poin ilmu dari penulis/blogger lain yang sejalan dengan awamologi. Inilah pertama kali aku menulis langsung di WP-ku ini tanpa terlebih dulu membuatnya dalam format file word sebagaimana biasanya. Isinya tentu saja lebih bersifat spontan tanpa sensor dan penyuntingan yang memadai, tetapi mudah-mudahan tidak terlalu sukar untuk dimengerti. Lagipula, dengan cara ini, semoga aku dapat makin lancar menulis.
Sebagai tambahan informasi, postingan pertama mengenai kategori “menulis/ngeblog-awamologi” ini terpicu pula oleh blognya Mas Dodi Mawardi, seorang blogger dan penulis produktif dengan seabreg kelebihan lain. Inilah salah satu pesannya soal menulis:
Menulislah seperti Bernapas
“Menulis, menulis dan menulis. Hanya dengan cara ini, otak akan selalu terjaga dan hati pun selalu berzikir. Ingat pada Yang Maha Kuasa, yang melimpahkan rahmat-Nya ke semesta alam. Agar kita amati, pelajari dan manfaatkan untuk kebaikan. Dengan tulisanlah, semua itu terikat kuat sampai generasi mendatang.
Menulislah seperti menghirup udara segar setiap saat!”
pertamaks!!
mau beralih ke blog niche ya pak.
bagus…, semangat terus 😀
saya butuh banyak belajar dari bapak
@Gak niche2 bangetlah. Cuma menyediakan satu kategori khusus saja soal penulisan/pengeblogan versi awamologi. Secara keseluruhan, blogku ini bisa untuk memuat tulisan soal apa saja asalkan yang masih sesuai/relevan dengan nilai2 keawaman (awamologi). Kira2 begitu Mas Anto.
kalau sudah terbiasa menulis langsung di blog (online) akan terasa enak loh. ngalir gitu aja. aku merasakan seperti itu.
cuma ada kekurangannya juga bro. kadang tulisan kita menjadi kurang matang. karena itu, kemampuan menulis offline jangan ditinggalkan. 🙂
insya Allah kita ketemu di sana ya? wah kamu dapat no. 21. hebat! pas sama waktunya 🙂
@Ya ya ya, aku masih harus banyak belajar darimu. Insya Allah kita ketemu di acara mancing-memancing itu.
memang kalau spontan itu lebih kental nikmatnya mas … terkadang kalau tulisan yg direncanakan terlebih dahulu itu selain butuh lebih banyak waktu juga mungkin malah banyak berubahnya, bentar terpikir ini ubah, terpikir anu ubah lagi …
saya lebih suka artikel yg ditulis dengan spontanitas … apalagi dengan berdasar pada metodologi dan faham awamologi …
hidup awamologi! 😀
@Makasih atas dukungannya. Apalagi klo ditambah kiriman pempek palembang, uh sedap. Dirimu ada di sana kan? 😀
saya menikmatinya
menulis sebagai terapi
saya menikmatinya
belajar dengan menulis
menulis untuk belajar
saya menikmatinya
saat dulu saya menulis sebagai sang khilaf
dan sekarang sebagai sang sederhana
saya menikmati jalan ini
ketika persahabatan pun saya temukan
@Saya menyimak dan menikmati kata-kata Aa Achoey. 🙂
kalu menulis itu seperti bernapas, berarti kalo gak menulis mati dong pak…?? 😀
@Ya, mati rasa, ha ha ha…..
Kunjungan Pertama Blog. Artikelnya bagus apalagi kata-katanya menarik menambah wawasan dan pengalaman saya trims ya…lanjutkan artikelnya saya tunggu. O iya… Boleh saya minta komentar dari teman untuk artikel di blog saya? Kalau Boleh Kunjungi blog saya ya hari ini saya baru posting artikel tolong komentarnya kalau bisa komentarnya berkaitan dengan artikelnya ya. Ini alamatnya http://arifust.web.id
@Makasih. Insya Allah nanti ya kunjungan baliknya.
proses menulis saya sepertinya sama dengan megap2, jadi belum pas terus, ditunggu pencerahannya mas…
@Halah, saya juga masih megap2 kok Mas.
Aku juga mulai “bernapas” nih.. walau perlu diawali dengan “sontekan”ringan dari sisi sebelah kanan gawang, akhirnya terdapat analisis wal isis bin isis ala Unggul Center (UC) yang bernilai 1 buah gol berjudul “sebuah tulisan”.. setelah sekian lama..
Walau masih belum bisa giring bola dari tengah, alih-alih coast to coast giring bola dari kiper, aku berhasil juga menelorkan tulisan setelah sekian lama. dan menurutku itu bernilai.
yach, seperti tagline baru ku yang rada-rada “amawologi”.. dari perspektif intelektualitas yang serba terbatas.
Thx for inspirasinya Pak dan rekan2 blogor jugak 🙂
btw : kalo ngetik kata “unggul” di gugel, yang di wordpress kok selalu page 1 padahal udah ga diupdate, sedangkan yg blogspot (www.unggulcenter.co.cc)malah halaman 3. Apa aku bersihin en benerin lagi blog di wp nya ya
@Wah, pengakuan keterbatasan itu insya Allah malah membuat Bung Unggul makin unggul kok. Tetaplah semangat (pinjam ungkapan motivasi dari Aa Achoey).
menulis apa adanya. inilah yang terasa ketika membaca di blog awamologi. segala yang ditulis apa adanya, tanpa beban, menjadi mudah diserap!
kamu adalah salah satu blogger pilihanku!
yang penting semangat ngeblog
salam hangat
@Salam juga, makasih.